Nyeri lambung atau yang disebut dyspepsia, adalah rasa nyeri atau tidak nyaman pada perut bagian atas yang dialami oleh semua orang dari segala usia dan gender. Terkadang penyakit ini bisa sangat mengganggu aktivitas bahkan membuat penderitanya tak bisa berbuat apa-apa.
Gejala Dyspepsia antara lain:
- Rasa perih atau rasa terbakar pada perut
- Rasa panas dalam perut
- Rasa mual
- Perut kembung
- Muntah-muntah
- Sering bersendawa
Apa yang menyebabkan nyeri lambung?
Seringkali nyeri lambung disebabkan oleh asam lambung, yang ketika naik ke saluran esophagus (saluran yang menghubungkan mulut dengan perut Anda), akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri di dada. Walaupun seringkali penyebab Dyspepsia tidak bisa terdeteksi, namun beberapa jenis obat seperti obat anti-radang dapat menjadi penyebab utama munculnya Dyspepsia.
Bagaimana perawatan terhadap Dyspepsia
Pada umumnya Dyspepsia dapat diatasi dengan obat. Penderita tukak lambung disarankan untuk mengonsumsi obat yang dapat mengatasi asam lambung. Bila kondisi ini telah berkembang menjadi infeksi, Anda kemungkinan akan membutuhkan antibiotik.
Dokter akan menyarankan tindakan endoskopi bila muncul keluhan berikut:
- Perut Anda masih terasa nyeri setelah minum obat Dyspepsia selama 8 minggu.
- Rasa nyeri hilang untuk beberapa saat, namun kembali lagi.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mencegah datangnya penyakit nyeri lambung:
- Tidak merokok
- Hindari stres
- Beri jarak beberapa jam antara waktu makan dan tidur
- Hindari makanan yang membuat lambung Anda merasa tidak nyaman
- Kecuali atas saran dokter, hindari mengonsumsi obat anti-radang yang berlebihan. Obat jenis acetaminophen aman bagi lambung Anda.
Berikut beberapa tips yang dapat diikuti oleh kamu yang menderita sakit maag/ nyeri perut selama bulan puasa:
- Batasi kopi yang mengandung kafein yang dapat memicu produksi asam lambung.
- Batasi konsumsi makanan pedas yang dapat memicu iritasi pada lambung.
- Batasi konsumsi makanan yang berlemak (seperti gorengan) karena lemak lebih sulit dicerna sehingga dapat membebani kerja lambung.
- Batasi konsumsi makanan yang mengandung gas (seperti kubis, kismis, dan kacang-kacangan) karena dapat menyebabkan kembung atau flatulensi.
- Jadikan puasa sebagai momen untuk mengembangkan diri secara emosional dengan lebih tenang dan sabar. Bonusnya, dapat membantu menghindari stress yang dapat memicu produksi asam lambung.
- Menghindari makanan tidak hanya membantu mengatasi godaan selama berpuasa, namun juga dapat membantu mengatur produksi asam lambung. Pikiran mengenai makanan atau bau makanan dapat membuat otak mengeluarkan sinyal yang memicu produksi asam lambung.
- Jika lambung terasa nyeri saat berpuasa, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum melanjutkannya.
0 komentar:
Posting Komentar