Depresi saat ini sudah dianggap sebagai penyakit sistemik yang banyak mengenai individu di masyarakat. Data terakhir menyebutkan bahwa badan kesehatan dunia (WHO) memprediksikan pada tahun 2020 nanti Depresi merupakan penyakit kedua terbanyak setelah penyakit gangguan jantung dan pembuluh darah.
Depresi adalah suatu kondisi gangguan kejiwaan yang melibatkan penurunan suasana perasaan dan hilangnya minat terhadap kehidupan. Orang yang mengalami depresi kebanyakan mengeluh tidak lagi dapat menikmati hidup, sulit berpikir akan masa depan dan kelelahan.
Gejala lain yang sering timbul adalah sulit tidur, susah konsentrasi, tidak ada nafsu makan, gangguan seksual, mood yang mudah naik turun dan gejala-gejala psikosomatik. Kondisi ini biasanya harus sudah berlangsung lebih dari 2 minggu sampai didiagnosis sebagai gangguan depresi.
Banyak orang salah mengira bahwa selalu ada pemicu depresi yang jelas, tapi pada praktiknya tidak selalu demikian. Banyak juga kasus depresi yang terjadi tanpa pemicu, hal ini semakin menjelaskan bahwa faktor biologis di otak sangat mempunyai peran dalam terjadinya depresi bukan faktor psikososial semata.
Depresi Pada Pasien Kondisi Medis Umum
Prevalensi atau angka kejadian depresi secara global adalah sekitar 17% dan merupakan yang tertinggi dari semua angka kejadian gangguan jiwa di masyarakat. Kondisi ini akan semakin meningkat ketika terjadi pada kondisi khusus misalnya pada pasien dengan penyakit medis umum dan golongan pasien lanjut usia.
Depresi sangat berhubungan dengan harapan perbaikan pasien dengan kondisi medis umum. Salah satu faktor risiko pemberat penyakit adalah depresi pada pasien.
Sayangnya dalam beberapa literatur dikatakan bahwa pasien dengan kondisi medis umum dan depresi yang dirawat di Rumah Sakit Umum sering tidak terdeteksi dan jumlahnya bisa mencapai 50-86% dari berbagai literatur yang dihimpun.
Depresi juga semakin banyak terjadi pada kondisi pasien yang mengalami kondisi kronik menahun seperti stroke, diabetes, kanker, serta gangguan nyeri yang kronis.
Kenali Faktor Risiko
Sangat penting bagi dokter yang bekerja dengan pasien-pasien penyakit kronik untuk mengenali beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian depresi pada pasien.
Riwayat adanya gangguan depresi sebelumnya, penyakit yang menahun (kronis), penyakit yang angka harapan sembuhnya kecil, riwayat depresi dalam keluarga, pengobatan gangguan nyeri yang tidak optimal adalah beberapa faktor risiko yang seringkali membuat angka kejadian depresi pada kondisi penyakit umum meningkat.
Untuk itulah peran dokter dan keluarga yang merawat pasien dengan kondisi seperti ini sangat diharapkan aktif dalam mengenali kondisi depresi. Jangan kaburkan pandangan kita dari faktor-faktor psikososial yang terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Kondisi kejiwaan pasien sangat berperan dan memegang peranan penting dalam upaya penyembuhan pasien. Pengenalan dan terapi yang lebih awal dan tepat akan membuat pasien mempunyai harapan hidup dan kualitas hidup yang lebih baik. Salam Sehat Jiwa
0 komentar:
Posting Komentar