Kebanyakan Minum Obat Tidur Risikonya Kanker dan Mati Muda

On Selasa, 28 Februari 2012 0 komentar

Para peneliti memperingatkan terhadap penggunaan pil tidur dalam jangka waktu yang lama. Resep obat tidur dapat membantu banyak orang untuk mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan di malam hari. Tetapi penggunaan obat tidur secara rutin dan dalam jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko kematian atau mengembangkan beberapa jenis kanker.

Sebuah hasil studi baru menunjukkan bahwa, orang yang mengambil obat tidur 4 kali lebih mungkin meninggal dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi obat tidur sama sekali. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa, obat tidur juga berhubungan dengan peningkatan risiko untuk jenis kanker tertentu.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan secara online dalam journal BMJ Open edisi 27 Februari 2012. Obat tidur tersebut, termasuk golongan benzodiazepin, non benzodiazepin, barbiturat, dan antihistamin sedatif.

Namun, hasil studi baru tersebut hanya menunjukkan hubungan antara alat bantu tidur dan risiko kematian, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat. Sehingga beberapa ahli menyatakan bahwa, masih perlu dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasil penelitian tersebut.

"Obat tidur terkait dengan peningkatan kematian dan kanker," kata Dr Daniel Kripke, dari Scripps Clinic Viterbi Family Sleep Center, di La Jolla, California seperti dilansir dari MSNHealth, Selasa (28/2/2012).

Dalam studi baru tersebut, tim Kripke telah melibatkan lebih dari 10.500 orang rata-rata 54 tahun. Pasien tersebut memiliki berbagai kondisi kesehatan yang mendasari dan diberi resep obat tidur selama rata-rata sekitar 2,5 tahun antara tahun 2002-2007. Para peneliti membandingkan risiko pasien untuk kematian dan kanker terhadap orang yang tidak mengonsumsi obat tidur.

Risiko tersebut berlaku tanpa memandang usia, tetapi risiko yang tertinggi di antara orang-orang yang berusia 18-55 tahun. Orang yang menggunakan dosis tertinggi juga berisiko lebih besar terkena beberapa jenis kanker, termasuk kanker kerongkongan, limfoma, kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker prostat.

"Namun, hubungan antara obat tidur dan peningkatan kematian dan kanker tidak dikaitkan dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya," kata para peneliti.

Terdapat beberapa mekanisme yang dikenal dapat menyebabkan risiko kanker meningkat, seperti stres. Sebagai contoh, regurgitasi esofagus dapat menyebabkan kanker kerongkongan. Obat-obat tidur tersebut juga dapat memperburuk sleep apnea, dan dapat membuat orang lebih rentan terhadap jatuh dan kecelakaan mobil.

"Orang yang memakai obat tidur tidak perlu panik. Mungkin ada banyak alasan untuk peningkatan risiko kematian yang tidak ada hubungannya dengan obat tidur tetapi dengan faktor risiko lainnya yang telah terbukti. Tidur adalah hal pertama yang terpengaruh ketika seseorang berada di bawah tekanan karena sakit medis atau masalah psikologis. Sehingga obat tidur cukup aman dan efektif bila diresepkan oleh dokter sebagai bagian dari rencana perawatan yang komprehensif. Namun, penggunaan obat tidur dalam jangka panjang memang sebaiknya dihindari," kata Dr Victor Fornari, dari child and adolescent psychiatry di the Zucker Hillside Hospital of the North Shore Long Island Jewish Health System, New York.

0 komentar:

Posting Komentar