Daging menurut Hiromi Shinya di buku “The Miracle of Enzyme” (2005)
(Profesor Hiromi Shinya adalah ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.)
Pada 1977, sebuah laporan yang sangat menarik mengenai makanan dan kesehatan dipublikasikan oleh Amerika–Laporan McGovern. Laporan ini dipubliskasikan karena ada masalah yang timbul di Amerika. Biaya dana kesehatan Amerika memberikan tekanan besar terhadap perekonomian. Walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran, jumlah orang yang jatuh sakit, terutama yang menderita kanker dan penyakit jantung, terus bertambah setiap tahun. (Profesor Hiromi Shinya adalah ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama kariernya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.)
Jelas terlihat, kecuali penyebab penyakit warga Amerika itu dapat ditemukan dan sebuah kebijakan yang mantap disusun untuk menghentikan kecenderungan ini, secara finansial keadaan akan menjadi tak terbendung. Berawal dari perasaan akan datangnya krisis seperti ini, dibentuklah komite khusus dalam Senat, yang diketuai oleh Senator George S. McGovern. Bersama para spesialis kedokteran dan nutrisi papan atas saat itu, anggota-anggota komite mengumpulkan data makanan dan kesehatan dari seluruh dunia dan menyelidiki penyebab meningkatnya berbagai penyakit.
Hasil data yang didapat disusun dalam bentuk Laporan McGovern setebal 5.000 halaman. Oleh karena laporan tersebut menyimpulkan bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan makan yang salah, penerbitan laporan ini memaksa rakyat Amerika mengambil keputusan penting. Tidak ada jalan bagi rakyat Amerika untuk menjadi sehat kecuali jika kebiasaan makan mereka saat itu diubah. Pada saat itu di Amerika, makanan berprotein tinggi dan berlemak tinggi, misalnya lembaran daging bistik tebal atau daging hamburger berlemak tinggi untuk makan malam, cukup umum.
Protein memang berharga karena protein adalah bahan dasar untuk membangun tubuh. Dengan alasan itu, menyantap makanan kaya protein hewani dianggap baik, tidak hanya bagi para atlet dan anak-anak dalam masa pertumbuhan, tetapi juga bagi yang berfisik lemah dan para manula. Bahkan di Jepang pemahaman yang telah mendarah daging bahwa “daging adalah sumber stamina” dipengaruhi pula oleh kebiasaan makan Amerika.
Laporan McGovern tidak hanya membuktikan bahwa kepercayaan umum itu salah, tetapi juga menggambarkan bahwa asupan makanan ideal tidak lain adalah asupan makanan masyarakat Jepang selama “Periode Genroku” (1688-1703), yang terdiri dari biji-bijian sebagai makanan pokok dengan makanan sampingan seperti sayuran musiman , sayuran yang berasal dari laut, dan sedikit ikan kecil untuk protein. Oleh karena itu, keuntungan kesehatan dari makanan Jepang mulai menarik perhatian seluruh dunia.
Kepercayaan umum yang menyebutkan jika anda tidak makan daging, maka otot-otot anda tidak akan berkembang, terbukti tidak benar. Sebagai buktinya dapat dilihat di alam. Seorang mungkin menyangka bahwa singa, merupakan hewan karnivora, memiliki otot-otot yang luar biasa. Namun, pada kenyataannya, hewan-hewan herbivora, seperti kuda dan rusa, memiliki otot-otot yang jauh lebih berkembang daripada singa.
Buktinya, singa dan harimau tidak memiliki stamina untuk mengejar mangsa mereka dalam jangka waktu yang lama. Mereka beraksi secara mendadak dan menggunakan kecepatan mereka untuk menangkap dan membunuh mangsa mereka secepat mungkin. Mereka melakukan hal ini karena mereka sendiri tahu bahwa dalam hal ketahanan stamina mereka tidak sebanding dengan otot-otot para herbivora yang lebih berkembang. Juga tidak benar jika kita diberi tahu bahwa kita tidak akan tumbuh tinggi jika tidak makan daging. Gajah dan jerapah beberapa kali lebih tinggi daripada singa dan harimau, tetapi mereka adalah hewan-hewan herbivora.
Makan daging memang mempercepat pertumbuhan, dan cepatnya pertumbuhan dan pendewasaaan anak-anak dalam beberapa dekade yang lalu mungkin memang berkat adanya peningkatan dalam asupan protein hewani. Meskipun demikian, juga ada sebuah perangkap berbahaya dalam menyantap daging. Begitu anda mencapai usia tertentu, pertumbuhan tubuh anda berubah menjadi sebuah fenomena yang disebut menua. Menyantap daging mungkin memang mempercepat pertumbuhan, tetapi juga akan mempercepat proses penuaan. Mungkin anda tidak bersedia mengurangi konsumsi daging. Hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa daging memiliki efek berbahaya bagi kesehatan anda dan mempercepat proses penuaan. (The Miracle of Enzym, p.46-49)
Dalam Diet dan Gaya Hidup Keajaiban Enzim, saya menyarankan para pasien saya untuk mengonsumsi sebagian besar biji-bijian, dan sayuran, dan membatasi produk-produk hewani, seperti daging, ikan, produk-produk susu sapi dan telur, serta menekan asupannya hingga kurang dari 15% dari seluruh kalori yang dikonsumsi setiap harinya. Banyak ahli nutrisi yang pada saat ini mempromosikan bahwa protein hewani memiliki banyak unsur ideal, yang kemudian diuraikan dan diserap oleh asam amino dalam usus, dan pada akhirnya diubah menjadi darah dan otot. Namun, tidak peduli betapa baiknya suatu makanan, jika anda mengonsumsi lebih dari yag dibutuhkan, akan menjadi racun bagi tubuh.
Hal ini benar terutama jika anda mengonsumsi protein hewani dalam jumlah banyak karena protein hewani tidak akan diuraikan dan diserap seluruhnya oleh sistem pencernaan. Yang terjadi adalah, sisanya akan membusuk dalam usus, dan menghasilkan sejumlah besar racun, seperti hidrogen sulfida, indole, gas metana, amonia, histamin dan nitrosamin. Ditambah lagi, radikal bebas juga dihasilkan. Dan untuk menetralkan racun-racun ini, sejumlah besar enzim terkuras di dalam usus dan hati. (The Miracle of Enzym, p.134-135)
Suhu tubuh sapi, babi atau burung biasanya 38.5-40 derajat celcius, lebih tinggi daripada suhu tubuh manusia (37 derajat celcius). Suhu tubuh ayam bahkan lebih tinggi, yaitu 41.5 derajat celcius. Lemak dari hewan-hewan ini berada dalam keadaan yang paling stabil pada suhu tubuh hewan tersebut. Oleh karena itu, saat memasuki lingkungan bersuhu lebih rendah dalam tubuh manusia, lemak ini menjadi lengket dan mengeras. Lemak lengket ini mengentalkan darah. Aliran darah yang mengental menjadi lambat, dan darah di dalam pembuluh darah menjadi stagnan dan tersumbat. Saya sebut ini “darah yang kotor”. (The Miracle of Enzym, p.138)
Daging menurut para ahli gizi kelas dunia:
- Doktor E.V. McCollum (Ahli gizi dari John Hopkins University): “Melalui eksperimen terhadap hewan dan manusia, kami buktikan bahwa daging tidak dibutuhkan manusia sebagai makanan.”
- Doktor Mikkel Hindhede (Ahli gizi Denmark): “Makanan daging selama ini dianggap makanan terbaik. Tetapi saya tempatkan makanan daging sebagai makanan terburuk. Daging bukan hanya tidak diperlukan tubuh, jika banyak dimakan akan secara langsung berakibat buruk.”
- Doktor Frederick J. Stare (Ahli gizi dari Harvard University): “Para pekerja penebangan kayu memang disebut-sebut memerlukan daging merah… tetapi ini hanyalah karena kebiasaan, bukan berdasarkan ilmu gizi maupun ilmu kedokteran. Jika padi-padian (grain) yang cukup kalorinya dan tidak dibersihkan (seperti beras putih) dikonsumsi, tidak akan terjadi kekurangan protein.”
Ada banyak lagi kesaksian dari para ahli terkenal yang tidak bisa dimuat seluruhnya.
Sumber: http://bebasdarisakit.siboro.org
0 komentar:
Posting Komentar